Minggu, 12 Desember 2021

Die strukturalistische Vorgehensweise (taxonomischer Strukturalismus)

Die strukturalistische Vorgehensweise (taxonomischer Strukturalismus)

Pendekatan strukturalis (strukturalisme taksonomi)

Die strukturalistische Sprachwissenschaft will durch Analysierenvon parole-Aulšerungen zu einer Beschreibung des ihnen zugrundeliegenden langue-Systems gelangen. Diese Beschreibung soll umfassen

1. das Phoneminventar der analysierten Sprache,

2. das Morpheminventar sowie bei beiden Inventaren die Verknüpfungsregeln der ermittelten Elemente. Zwei Schulen des Strukturalismus haben für diese Zielsetzung ähnliche Wege eingeschlagen, unterscheiden sich aber in der Gewinnung ihres sprachlichen Ausgangsmaterials. Der amerikanische Strukturalismus Bloomfieldscher Prägung (Distributionalismus) sammelt Sprachäuiserungen verschiedener Informanten und stellt sie zu einem Corpus zusammen. Dieses Corpus ist sein sprachliches Rohmaterial. Bei genügend großem Umfang gilt das Corpus als repräsentativ für die gesamte Sprache, so daß die an ihm gewonnenen Ergebnisse auf diese verallgemeinert werden. Der Prager Strukturalismus (Funktionalismus) geht aus von einer Sprache, die der Sprachforscher beherrscht und in der er jeweils die Beispiele sucht, die er zum Überprüfen seiner Hypothesen braucht.

=> Linguistik strukturalis ingin sampai pada deskripsi sistem bahasa yang menjadi dasar mereka dengan menganalisis ucapan parole. Deskripsi ini dimaksudkan untuk mencakup:

1. inventarisasi fonem bahasa yang dianalisis,

2. inventaris morfemik dan, untuk kedua inventaris, aturan untuk menghubungkan elemen yang diidentifikasi. Dua aliran strukturalisme telah mengambil jalan yang sama untuk mencapai tujuan ini, tetapi berbeda dalam cara mereka mengekstrak materi sumber linguistik mereka. Strukturalisme Amerika Gaya Bloomfield (distribusionalisme) mengumpulkan ucapan-ucapan dari informan yang berbeda dan menyatukannya ke dalam sebuah korpus. Korpus ini adalah bahan mentah linguistiknya. Jika ruang lingkupnya cukup besar, korpus dianggap mewakili seluruh bahasa, sehingga hasil yang diperoleh darinya digeneralisasikan untuk ini. Strukturalisme Praha (fungsionalisme) didasarkan pada bahasa yang telah dikuasai oleh ahli bahasa dan di mana ia mencari contoh yang ia butuhkan untuk menguji hipotesisnya.

Der Sprachforscher ist also sein eigener Informant, der sich sein sprachliches Rohmaterial mittels Introspektion verschafft. Füir ihn besteht das zu untersuchende Corpus aus sämtlichen Autserungen, die er selbst für seinen Zweck aufgrund seiner Sprachkompetenz hervorbringt.In den folgenden Schritten unterscheiden sich Distributionalismus und Funktionalismus nicht wesentlich.

=> Dengan demikian, linguis adalah informannya sendiri yang memperoleh bahan baku linguistiknya melalui introspeksi. Baginya, korpus yang akan diteliti terdiri dari semua pernyataan yang ia hasilkan sendiri untuk keperluannya sendiri berdasarkan kemampuan berbahasanya.Pada langkah-langkah berikut, distribusionalisme dan fungsionalisme tidak berbeda secara signifikan.

Es folgt die Corpusanalyse, bei der nur zwei Operationen zugelassen sind: 1. Segmentieren, 2. Klassifizieren (daher taxonomischer« Strukturalismus). Erinnern wir uns, daß der Distributionalismus sich entwickelte aus der Zielsetzung, die nordamerikanischen Indianersprachen zu entschlüsseln. Was bei Corpus-Aufzeichnungen aus diesen unerforschten Sprachen das einzig Gesicherte war, das war die Ausdrucksseite der Sprachäufßerungen; über die Inhaltsseite wären höchstens Vermutungen möglich gewesen. Nun war der amerikanische Strukturalismus stark beeinflußt von der philosophischen Richtung des Behaviorismus, die im Verhalten, im von auísen beobachtbaren, intersubjektiv Verifizierbaren ihren alleinigen UntersuchungsgegenStand sah. An einer Sprachäufßerung konnte für den Behavioristen demnach nur der signifiant Gegenstand wissenschaftlicher Analyse sein; alle Versuche, sprachliche Inhalte zu beschreiben, wurden als subjektiv, als mentalistisch« abgelehnt.

=> Ini diikuti oleh analisis korpus, di mana hanya dua operasi yang diizinkan: 1. Segmentasi, 2. Klasifikasi (maka taksonomi "strukturalisme"). Mari kita ingat bahwa distribusionalisme berkembang dari tujuan menguraikan bahasa-bahasa Indian Amerika Utara. Apa satu-satunya hal yang pasti dalam catatan korpus dari bahasa yang belum dijelajahi ini adalah sisi ekspresi ucapan; Paling-paling, tebakan bisa dibuat tentang halaman konten. Strukturalisme Amerika sangat dipengaruhi oleh arah filosofis behaviorisme, yang melihat perilaku sebagai satu-satunya objek penyelidikan, dalam hal yang dapat diamati secara eksternal, dapat diverifikasi secara intersubjektif. Oleh karena itu, dalam ujaran ujaran, bagi para behavioris, hanya bagian penting yang bisa menjadi subjek analisis ilmiah; semua upaya untuk menggambarkan konten linguistik ditolak sebagai subjektif, sebagai mentalistik «.

A. Phonemanalyse

Was in die strukturalistische Vorgehensweise  als Corpusanalyse allgemein beschrieben wurde, also nicht nur für Phoneme, sondern auch für größere Systemelemente (Morpheme) gilt, soll noch kurz in seiner Anwendung auf die Phoneme im besonderen gezeigt werden. Das Corpus wird segmentiert in kleinste Lauteinheiten; so erhält man Phone = Einheiten, die je einem bestimmten Phonem zugeordnet werden können. Ein Phon ist ein Lautsegment, das noch nicht hinsichtlich seines Status im Sprachsystem klassifiziert ist, d. h., es ist noch nicht entschieden, unter welches Phonem es als Allophon zu klassifizieren ist. Diese Entscheidung wird durch die Kommutationsprobe, also durch Aufsuchen von Minimalpaaren im Corpus, erbracht, bei Vermutung kombinatorischer Varianten durch Distributionsanalyse 

=> Apa yang dijelaskan dalam pendekatan strukturalis sebagai analisis korpus secara umum, yaitu tidak hanya berlaku untuk fonem tetapi juga untuk elemen sistem yang lebih besar (morfem), akan ditampilkan secara singkat dalam penerapannya pada fonem pada khususnya. Korpus tersegmentasi ke dalam unit suara terkecil; ini memberikan phone = unit yang masing-masing dapat ditetapkan ke fonem tertentu. Telepon adalah segmen suara yang belum diklasifikasikan menurut statusnya dalam sistem bicara, yaitu. Artinya, belum diputuskan di mana fonem itu akan diklasifikasikan sebagai alofon. Keputusan ini dibuat melalui uji komutasi, yaitu dengan mencari pasangan minimal dalam korpus, dan jika varian kombinatorial dicurigai, melalui analisis distribusi. 

B. Paradigmatische Beziehungen der Phoneme: das Phoneminventar, Phonemnotierung (Hubungan paradigmatik fonem: inventaris fonem, notasi fonem) 

Wenn sämtliche Phone, die ich durch Segmentation gewonnen habe, klassifiziert sind, so ist damit das Phoneminventar der betreffenden Sprache erstellt. Es ist die Liste sämtlicher Laute, die in dieser Sprache bedeutungsunterscheidende Funktion haben. An einem Beispiel soll zur Wiederholung des bisher Erarbeiteten nochmals vorgeführt werden, wie man bei der Erstellung eines Phoneminventars durch Corpusanalyse vorgeht: Nehmen wir an, eine Sprache besteht aus folgenden Wörtern: fabe, lube, bare, lafe, fare, fibe, bafe, labe. 

=> Ketika semua telepon yang saya peroleh melalui segmentasi telah diklasifikasikan, inventaris fonem untuk bahasa yang bersangkutan telah dibuat. Ini adalah daftar semua suara yang memiliki fungsi pembeda makna dalam bahasa ini. Untuk mengulangi apa yang telah dikerjakan sejauh ini, sebuah contoh akan diperlihatkan lagi bagaimana melanjutkan ketika membuat inventarisasi fonem melalui analisis korpus: Mari kita asumsikan bahwa suatu bahasa terdiri dari kata-kata berikut: fabe, lube, bare, lafe, fare , serat, bafe, labe .

Nun soll das Phoneminventar dieser fiktiven Sprache erstellt werden. Hier für werden folgende Operationen durchgeführt: Kommutationsprobe durch Aufsuchen von Minimalpaaren im vorliegenden Corpus:

=> Sekarang inventaris fonem bahasa fiktif ini harus dibuat. Operasi berikut dilakukan di sini: Uji komutasi dengan mencari pasangan minimal dalam korpus ini:


Die Segmentation des Corpus ergibt die Phone [f], [a], [b], [e], [r], [i], [l],[u]. 
=> Segmentasi korpus menghasilkan telepon [f], [a], [b], [e], [r], [i], [l], [u].

Die Minimalpaarliste zeigt, daís sie nicht alle bedeutungsunterscheidend sind: Es ist kein Minimalpaar dabei, das durch den Laut [e] differenziert wird. Daher nehme ich an, daß [e] kombinatorische Variante zu einenm der anderen aufgeführten Phone ist. Zweites Kriterium für kombinatorische Variante ist die artikulatorische Ahnlichkeit. [e] ist artikulatorisch dem [i] am ähnlichsten (beide vokalisch, vorne). Daraufhin drittes Kriterium: Distributionsanalyse der beiden artikulatorisch ähnlichen Phone (kann hier wohl ohne Matrixdarstellung geleistet werden). Ergebnis: [e] erscheint nur im Auslaut, [i] nur im Inlaut, also komplementäre Distribution. Demnach sind [e]. [i] kombinatorische Varianten eines Phonems.

=> Daftar pasangan minimal menunjukkan bahwa tidak semuanya bermakna: Tidak ada pasangan minimal yang dibedakan oleh bunyi [e]. Jadi saya berasumsi bahwa [e] adalah varian kombinasi dari salah satu ponsel lain yang terdaftar. Kriteria kedua untuk varian kombinatorial adalah kesamaan artikulasi. Dalam artikulasi, [e] paling mirip dengan [i] (keduanya vokal, di depan). Kemudian kriteria ketiga: Analisis distribusi dua artikulasi ponsel serupa (mungkin bisa dilakukan di sini tanpa tampilan matriks). Hasil: [e] hanya muncul di final, [i] hanya muncul di internal, yaitu distribusi komplementer. Begitu juga [e]. [i] varian kombinatorial suatu fonem.


Tambahan :

- Die strukturalistische Vorgehensweise
-> Mempraktikkan metode strukturalisme dalam bidang fonologi
- Strukturalisme adalah konsep 
- Die strukturalistische Sprachwissenschaft will durch Analysieren von parole-Äußerungen zu einer Beschreibung des ihnen zugrunde- liegenden langue-Systems gelangen. 
=> Strukturalisme akan menggunakan parole turuan individu untuk dianalisis kemudian analisis dari parolw itu untuk mengungkapkan apa yang ada di balik itu yang merupakan langue
- Langue : über individuelle(diatas individu/kelompok masyarakat), abstrakt, essential(pokok) 
- Parole : inviduell, konkret, accessoire(aksesoris) 

- Penelitian bahasa mendeskripsikan langue
-> Parole itu bahannya atau datanya, setelah parole dikumpulkan dianalisis hasilnya untuk langue
- Parole dasarnya dari langue(kamus) 

- Diese Beschreibung soll umfassen 
1. das Phoneminventar der analysierten Sprache,
2. das Morpheminventar sowie bei beiden Inventaren die Verknüpfungsregeln der ermittelten Elemente.
Phoneminventar : Jumlah fonem/bunyi bahasa yang berada dalam bahasa tersebut

- Ada dua aliran strukturalisme yang memiliki kesamaan yaitu tujuannya sama tapi caranya berbeda -> Strukturalisme Amerika Bloomfieldscher dan Prager Strukturalismus (Funktionalismus)(Strukturalisme Praha) =>meneliti bahasa yang dikuasai 

Phonemanalyse
- Rand/Rat => mempunyai 3 bunyi
-> Nd dan T merupakan oposisi karena tidak bisa ditukar
- bitten/bieten => panjang pendek i nya  mempengaruhi makna berarti panjang pendek i nya tidak bisa ditukar
- Dalam bahasa jerman fonem atau bunyi sangat mempengaruhi


Exemplifizierung sprachwissenschaftlicher Grundbegriffe

Exemplifizierung sprachwissenschaftlicher Grundbegriffe 

(Contoh istilah linguistik dasar) 


an der Phonologie Wie schon oben bemerkt, hat die strukturalistische Sprachwissen- schaft ihre Begriffe und Methoden zuerst an der Phonologie erarbeitet, bevor sie sie auf größere sprachliche Einheiten als das Phonem übertrug. Daher soll uns hier auch die Phonologie als konkretes Material zur Demonstration einiger weiterer Grundbegriffe (einer davon ist bereits bekannt: die Variante) und Methoden dienen.

=> dalam fonologi Seperti disebutkan di atas, linguistik strukturalis pertama-tama menyusun konsep dan metodenya dalam fonologi sebelum menerapkannya pada unit linguistik yang lebih besar daripada fonem. Oleh karena itu, fonologi juga harus berfungsi sebagai bahan konkrit untuk mendemonstrasikan beberapa istilah dasar lebih lanjut (salah satunya sudah diketahui: variannya) dan metode.

1.) Die Norm (im Sinne Coserius) 

Norma (dalam arti Coserius)

Die zentrale de Saussuresche Dichotomic langue-parole, wie sie von de Saussure mit verschiedenen gegensätzlichen Begriffspaaren charakterisiert wird, reicht als Beschreibungsmodell nicht für alle sprachlichen Phänomene aus. Es gibt nicht einfach einerseits überindividuelle, distinktive ( jeweils in Opposition zueinander stehende, bedeutungsunterscheidende) Elemente = langue, andererseits individuelle, nicht distinktive= parole. Ein Beispiel für solche Elemente, die weder einfach der langue noch einfach der parole zugerechnet werden können, bilden die kombinatorischen Varianten: Sie sind - per definitionem - nicht bedeutungsunterscheidend (das teilen sie mit den Elementen der parole), aber dennoch nicht individuell, denn alle Sprecher wählen in einer bestimmten lautlichen Umgebung die gleiche Variante (also sind kombinatorische Varianten »sozial«, wie die langue). Coseriu hat daher der de Saussureschen Dichotomie langue - parole eine dritte (Zwischen-) Ebene hinzugefügt: die Norm. Sie umfaßt alles, »was in der... Rede nicht unbedingt funktionell (distinktiv), aber trotzdem traditionell (sozial) fixiert« ist, was »allgemeiner Gebrauch der Sprachgemeinschaft« ist.

=> Pembebasan bahasa dikotomi de Saussure yang sentral, seperti yang dicirikan oleh de Saussure dengan pasangan istilah yang berlawanan, tidak cukup sebagai model deskripsi untuk semua fenomena linguistik. Tidak hanya ada di satu sisi supra-individu, khas (masing-masing bertentangan satu sama lain, berarti membedakan) elemen = langue, di sisi lain individu, non-khas = parole. Varian kombinatorial adalah contoh dari elemen-elemen yang tidak bisa begitu saja diberikan pada langue atau hanya pada pembebasan bersyarat: Mereka - menurut definisi - tidak bermakna (mereka berbagi ini dengan elemen pembebasan bersyarat), tetapi tetap tidak individual, karena semua di antaranya Penutur memilih varian yang sama dalam lingkungan fonetik tertentu (yaitu, varian kombinatorial adalah "sosial", seperti langue). Oleh karena itu Coseriu telah menambahkan tingkat ketiga (menengah) ke bahasa dikotomi de Saussure - parole: norma. Ini mencakup segala sesuatu "yang belum tentu fungsional (berbeda), tetapi tetap tradisional (secara sosial) tetap" dalam ... ujaran, yaitu "komunitas masyarakat tutur".


Zur Norm gehören die kombinatorischen Varianten (in der Phonologie und in der Morphologie), aber auch viele andere sprachliche Erscheinungen Um Mißverständnisse zu vermeiden, muiß betont werden, dais Nomm im Sinne Coserius nicht verwechselt werden darf mit Norm im Sinne präskriptiven Sprachnormierens. Die zugehörigen Adjektive machen den Unterschied deutlicher: Coserius Norm umfaíst das, was in der betr. Sprachgemeinschaft nonmal, üblich, statistische Norm ist; die präskriptive Norm dagegen ist normativ.

=> Norma mencakup varian kombinatorial (dalam fonologi dan morfologi), tetapi juga banyak fenomena linguistik lainnya. Untuk menghindari kesalahpahaman, harus ditekankan bahwa Nomm dalam pengertian Coserius tidak boleh dikacaukan dengan norma dalam pengertian standarisasi bahasa preskriptif. Kata sifat yang terkait membuat perbedaan menjadi lebih jelas: Norma Coserius mencakup norma statistik yang nonmal, biasa, dalam komunitas linguistik yang bersangkutan; norma preskriptif, di sisi lain, adalah normatif.

2.) Synchronie/Diachronie (am Beispiel der Phonologie)

die strukturalistische Sprachbeschreibung zunächst nur von der Synchronie ausgeht, die aber durch die Diachronie ergänzt werden mufß. Will ich z. B. einen Teilbereich des französischen Vokalsystems untersuchen, um festzustellen, welche Vokale verschiedene Phoneme, also bedeutungsunterscheidend, sind, und welche als Varianten demselben Phonem angehören, so ergäbe sich ein unzutreffendes Bild, wenn ich Aufßerungen aus der altfranzösischen Literatur des Mittelalters, solche aus der französischen Klassik und solche aus dem heutigen sfrançais standard wahllos zu einem Corpus (=Textsammlung, die sprachwissenschaftlich ausgewertet werden soll) vereinigen würde. In jeder Epoche der Sprachentwicklung ist das System durch andere Oppositionen gekennzeichnet. 

=>  Penggambaran strukturalis bahasa pada awalnya hanya didasarkan pada sinkroni, namun harus dilengkapi dengan diakroni. saya ingin z. Jika, misalnya, kita memeriksa sub-bidang dari sistem vokal Prancis untuk menentukan vokal mana yang merupakan fonem yang berbeda, yaitu yang berbeda dalam arti, dan mana sebagai varian yang termasuk dalam fonem yang sama, gambaran yang tidak akurat akan dihasilkan jika Saya harus melihat literatur Prancis kuno musik klasik Prancis Abad Pertengahan dan mereka yang berasal dari standar sfrançais hari ini akan secara acak bersatu menjadi korpus (= kumpulan teks yang harus dievaluasi secara linguistik). Dalam setiap zaman perkembangan bahasa, sistem ini dicirikan oleh oposisi yang berbeda.

Am Beispiel der französischen Nasalvokale: Im 11. Jahrhundert gibt es in diesem Phonembereich fünf, anfangs sogar sechs verschiedene Phoneme []. (1. [e]. [(E)], [a], [ő], die alle in Opposition zueinander stehen. Im 13. Jahrhundert sind nach Zusammenfall von [8] und [ā] nur noch vier Nasalvokale feststellbar; im 17. Jahrhundert sind die Nasale [i] und [ỹ] zu [ē] und [é] gesenkt worden. Die geschriebene Sprache ist konservativer als die gesprochene und entspricht noch der alten Aussprache, daher noch heute Schreibung fin, Aussprache [fë], nicht mehr [fi], Schreibung brun, Aussprache [bre), nicht mehr [br]. Häufig erklärt erst die Einbeziehung der diachronischen Betrachtungsweise die Orthographie, die bei rein sychronischer Betrachtung willkürlich erscheinen müßte.
=> Menggunakan contoh vokal nasal Prancis: Pada abad ke-11, ada lima, bahkan enam, fonem yang berbeda dalam rentang fonem ini []. (1. [e]. [(E)], [a], [ő], semuanya bertentangan satu sama lain. Pada abad ke-13, setelah kebetulan [8] dan [ā], hanya empat vokal nasal dapat diidentifikasi, im Pada abad ke-17, nasal [i] dan [ỹ] diturunkan menjadi [ē] dan [é].Bahasa tulisan lebih konservatif daripada yang diucapkan dan masih sesuai dengan pengucapan lama, oleh karena itu ejaan fin, pengucapan [fë], masih digunakan sampai sekarang. tidak ada lagi [fi], ejaan brun, pengucapan [bre), tidak ada lagi [br]. Seringkali hanya pencantuman pendekatan diakronis yang menjelaskan ortografi, yang harus tampak sewenang-wenang dalam pandangan yang murni sinkron.

3.) Deskriptiv/präskriptiv

Ein weiteres Grundaxiom des Strukturalismus besteht darin, das Sprachwissenschaft - als empirische Wissenschaft nur deskriptiv vorgehen kann, d. h., sie beschreibt, wie Sprachbenutzer ihre Sprache tatsächlich sprechen, während präskriptive (oder normative) Sprachwissenschaft vorschreibt, wie sie sprechen sollen.
=> Aksioma dasar strukturalisme lainnya adalah bahwa linguistik - sebagai ilmu empiris, hanya dapat berjalan secara deskriptif; yaitu, menggambarkan bagaimana pengguna bahasa benar-benar berbicara bahasa mereka, sementara linguistik preskriptif (atau normatif) menentukan bagaimana mereka harus berbicara.

Die traditionelle (vorstrukturalistische) Grammatik ging davon aus, daß die geschriebene Sprache - also die Sprache der Literaturbesser, korrekter« sei als andere, geschriebene oder gesprochene, Formen der Sprache und daß es die Aufgabe der Grammatiker sei, zum Gebrauch dieser einzig korrekten Norm zu erziehen. Die deskriptive Sprachwissenschaft geht aus von der gesprochenen Sprache; sie analysiert parole-Aufserungen, um das Gemeinsame an ihnen zu ermitteln und so daraus das zugrunde liegende System, die langue, zu rekonstruieren.
=> Tata bahasa tradisional (pra-strukturalis) berasumsi bahwa bahasa tertulis - yaitu, bahasa sastra - lebih baik dan lebih benar daripada bentuk-bentuk bahasa lain, tertulis atau lisan, dan itu adalah tugas ahli tata bahasa untuk menggunakan ini saja. peningkatan norma yang benar. Linguistik deskriptif dimulai dari bahasa lisan; dia menganalisis ringkasan pembebasan bersyarat untuk menentukan kesamaan apa yang mereka miliki dan dengan demikian merekonstruksi sistem yang mendasarinya, langue.

4.) Relevant/redundant; das Merkmal

Ein Sprachlaut hat nicht nur die Eigenschaften, die notwendig sind, damit er vom Hörer identifiziert werden kann, sondern auch noch andere, ebenfalls physikalisch feststellbare. Will der Hörer das Lautkontinuum [kom] identifizieren, so genügt es, wenn er z. B. an dem Phonem/o/ die Eigenschaften registriert, die es von dem Phonem/a/ oder von dem Phonem/o:/oder letztlich von allen Phonemen des betreffenden Sprachsystems unterscheiden. Für / o / wären das die Eigenschaften oder phonologischen Merkmale vokalisch, hinten (velar), kurz. Das sind seine relevanten oder distinktiven Merkmale: Nur sie sind im Code gespeichert, d. h., sie genügen, um die Lautvorstellung=das Phonem/o/ gegen alle anderen abzugrenzen. Zwei andere Merkmale, die/ o / ebenfalls hat, und zwar die Merkmale »offen und stimmhaft, sind redundant: Ihre Angabe fügt keine neue Information hinzu, denn offen« ist bereits in kurze enthalten und »stimmhaft im Merkmal vokalisch«. (Alle Vokale sind stimmhaft, d. h., die Stimmbänder schwingen bei ihrer Erzeugung.) Würde eines der relevanten Merkmale fehlen, so wäre die Identifizierung nicht möglich; wiürde z. B. die Angabe kurz« fehlen, so wäre das /o/ nicht gegen das / o:/ abgegrenzt usw. 

=> Bunyi ujaran tidak hanya memiliki sifat-sifat yang diperlukan agar dapat dikenali oleh pendengarnya, tetapi juga sifat-sifat lain yang juga dapat ditentukan secara fisik. Jika pendengar ingin mengidentifikasi kontinum suara [kom], cukup jika dia misalnya terdaftar pada fonem / o / sifat-sifat yang membedakannya dari fonem / a / atau dari fonem / o: / atau akhirnya dari semua fonem sistem bahasa yang bersangkutan. For / o / ini akan menjadi sifat atau fitur fonologis vokal, belakang (velar), pendek. Ini adalah fitur yang relevan atau khas: hanya mereka yang disimpan dalam kode, mis. Artinya, mereka cukup untuk membatasi konsepsi fonetik = fonem / o / dari semua yang lain. Dua fitur lain yang / o / juga miliki, yaitu fitur »terbuka dan bersuara, berlebihan: tidak menambahkan informasi baru, karena buka« sudah terdapat di singkat dan »disuarakan dalam fitur vokal«. (Semua vokal disuarakan, yaitu pita suara bergetar saat dihasilkan.) Jika salah satu fitur yang relevan tidak ada, identifikasi tidak akan mungkin dilakukan; akan z. Misalnya, jika pernyataan "hilang untuk waktu yang singkat", / o / tidak akan lepas dari / o: / dll.

Als redundant können alle die Teile einer Aussage bezeichnet werden, die keine neue Information hinzufügen, sondern nur die bereits unabhängig von ihnen vorhandene ganz oder teilweise (meist in anderer Form) wiederholen. (Zu dem Sinn, den die Redundanz für die Kommunikation hat, Bühlers Organon-Modell.)
=> Semua bagian dari pernyataan yang tidak menambahkan informasi baru, tetapi hanya mengulang, secara keseluruhan atau sebagian (kebanyakan dalam bentuk yang berbeda) apa yang sudah tersedia secara independen dari mereka, dapat disebut sebagai berlebihan. (Dalam arti bahwa redundansi memiliki untuk komunikasi, model Organon Bühler.)

5.) Syntagmatisch/paradigmatisch

Ausgehend vom linearen Charakter von Sprachäußerungen läßt sich feststellen, daíß jedes Element einer Aufierung eine Beziehung hat zu dem, was ihm vorangeht, und zu dem, was ihm folgt. Dies gilt auf der Ebene der Phoneme (kombinatorische Variante) ebenso wie auf den anderen Ebenen der jeweils nächstgröfßeren Einheiten der Sprachbeschreibung (Morpheme, Syntagmen usw.). Man nennt diese Beziehung innerhalb der Abfolge einer Aufserung, innerhalb der »chaîne parlée, syntagmatische Beziehungen. Eine Distributionsanalyse gibt Auskunft darüber, welche syntagmatischen Beziehungen für das betreffende Element innerhalb seines Sprachsystems bestehen, d. h. mit welchen anderen Elementen zusammen es vorkommen kann. Zugleich ist ein Sprachelement aber auch im System verankert durch seine paradigmatischen Beziehungen. Eine paradigmatische Klasse von Sprachelementen ist die Menge der Elemente, die in einem gegebenen Kontext gegeneinander austauschbar sind.'
=> Berdasarkan karakter linier ujaran ujaran, dapat dinyatakan bahwa setiap unsur deskripsi mempunyai hubungan dengan apa yang mendahuluinya dan dengan apa yang mengikutinya. Ini berlaku untuk tingkat fonem (varian kombinatorial) serta tingkat lain dari unit deskripsi bahasa berikutnya yang lebih besar (morfem, sintagma, dll.). Seseorang menyebut relasi ini dalam urutan kenaikan, dalam »chaîne parlée, relasi sintagmatik. Analisis distribusi memberikan informasi tentang hubungan sintagmatik mana yang ada untuk elemen yang relevan dalam sistem bahasanya, yaitu dengan elemen lain mana elemen tersebut dapat terjadi. Namun, pada saat yang sama, elemen bahasa juga berlabuh di dalam sistem melalui hubungan paradigmatiknya. Kelas paradigmatik elemen bahasa adalah seperangkat elemen yang dapat dipertukarkan satu sama lain dalam konteks tertentu.

Beispiel auf der Ebene der Phoneme: Ring / rin /: Für jedes der drei Phoneme dieses Wortes lassen sich paradigmatische Beziehungen= Oppositionen zu anderen Phonemen des Deutschen nachweisen, z. B. liesse sich /r/ ersetzen durch/ d/, / 2 /, /g/, /h/ oder / f/;/i/ durch/a /;/n/ durch /s/,/t/ oder / f/:
=> Contoh pada tingkat fonem: Ring / rin /: Untuk masing-masing dari tiga fonem kata ini, hubungan paradigmatik = oposisi terhadap fonem lain dalam bahasa Jerman dapat ditunjukkan, misal. bisa mengganti / r / dengan / d /, / 2 /, / g /, / h / atau / f /; / i / dengan / a /; / n / dengan / s /, / t / atau / f /:

Zugleich steht aber jedes der Phoneme innerhalb der chaîne parlée in syntagmatischer Beziehung oder Kontrast zu dem, was ihm vorhergeht, und zu dem, was ihm folgt. Am Beispiel dt. sing!/ ziņ /: Das/ z/ kann nur deswegen als stimmhafter s-Laut auftreten, weil ihm kein anderes Phonem vorangeht - dt. s wird nur am Wort- bzw. Silbenanfang als / z / realisiert insofern ist sein Auftreten an dieser Stelle einer Außerung syntagmatisch bestimmt. Andererseits ist in dieser Umgebung nicht jedes beliebige Phonem möglich, sondern nur eines aus der Menge/ r /,/d/,/g/,/h/,/f/,/z/,insofern ist sein Auftreten in der Umgebung-... in paradigmatisch bestimmt. Entsprechend ist das Phonem / i/ in / zin / einerseits syntagmatisch bestimmt: Es hätte nach den Silbenbaugesetzen des Deutschen in der Umgebung/z/... /n / kein Konsonant auftreten können; und es ist paradigmatisch bestimmt aus der Opposition zu/ a/ als in der Umgebung/ z/.../n/ ebenfalls möglichem Element des Systems.
=> Namun, pada saat yang sama, setiap fonem dalam chaîne parlée memiliki hubungan sintagmatik atau kontras dengan apa yang mendahuluinya dan apa yang mengikutinya. Menggunakan contoh dt. Sing! / Ziņ /: The / z / hanya dapat muncul sebagai suara s bersuara karena tidak didahului oleh fonem lain - dt. S hanya diwujudkan di awal kata atau suku kata sebagai / z / sejauh terjadinya pada titik ini suatu ujaran ditentukan oleh sintaksisnya. Sebaliknya, tidak setiap fonem arbitrer dimungkinkan dalam lingkungan ini, tetapi hanya satu dari himpunan / r /, / d /, / g /, / h /, / f /, / z /, sehingga kemunculannya dalam lingkungan adalah ... secara paradigmatik ditentukan. Dengan demikian, fonem / i / in / zin / di satu sisi sintagmatik: Menurut hukum konstruksi suku kata Jerman, tidak ada konsonan yang bisa muncul di sekitar / z / ... / n /; dan secara paradigmatik ditentukan dari oposisi terhadap /a / sebagai elemen sistem yang juga dimungkinkan dalam lingkungan /z /.../ n /.










Tambahan :

Exemplifizierung sprachwissenschaftlicher Grundbegriffe an der Phonologie
1. Die Norm (im Sinne Coserius)
- Pembagian dikotomi langue und parole bisa sangat relevan untuk mendiskripsikan fenomena-fenomema kebahasaan tetapi tentu saja ada keterbatasan. 
- Langue : diatas individu sudah milik sosial (Überindividuelle, distinktive) 
- Setiap varian apakah akan mengubah makna bila ditukar apakah tidak
- Langue tidak meregistrasi varian karena varian adalah parole
- Varian contohnya adalah anak kecil mengatakan R menjadi L
- Elemente = Langue
- individuelle, nicht distinktive = Parole
- Ich laut dan Ach laut adalah varian karena tidak distinktive dan tidak membedakan makna
>Rede< = parole 
Norm
System(= langue) 
- Di dalam parole sebenarnya tidak fungsional karena tidak mengubah tetapi dia tetap(fixiert) pemilihan variannya selalu sama
- Yang umum dipakai oleh masyarakat tutur
- Coserius Norm umfaßt das, was in der betreffende Sprachgemeinschaft normal, üblich, statistische Norm ist; die präskriptive Norm dagegen ist normativ.
- Coserius : adjektivnya norm menjadi normal 
=> Normal yang datang dari norm yang wajar digunakan dalam masyarakat secara Statistik banyak sedangkan yang kajian bahasa preskriptiv norm tadi kalo dibuat Adjektiv mjd normativ 

2. Synchronie/Diachronie (am Beispiel der Phonologie)
- Sinkroni kajian bahasa yang mencakup suatu waktu tertentu sedangkan diakroni mencakup historis

- Dalam bahasa prancis mempunyai Nasalvokale (oral) 
- Pada abad ke 11 ada 6 vokal nasal dalam bahasa prancis kemudian pada abad ke 13, 2 vokal nasal tidak digunakan lagi menjadi 4 nasal vokal, pada abad ke 17 menjadi 3 vokal nasal 
- Antara sinkroni dan diakroni, diakroni melengkapi

3. Deskriptiv/präskriptiv
präskriptive (oder normative) Sprachwissenschaft vorschreibt, wie sie sprechen sollen (Bagaimana bahasa harus dilakukan) 
Perbedaan traditionelle Grammatik dan deskriptive Grammatik

4. Relevant/redundant
- Ein Sprachlaut hat nicht nur die Eigenschaften, die notwendig sind, damit er vom Hörer identifiziert werden kann, sondern auch noch andere, ebenfalls physikalisch feststellbare.
=> Sebuah bunyi bahasa tidak hanya memiliki sifat-sifat yang diperlukan agar bisa diidentifikasi oleh pendengar dan juga masih ada ciri-ciri yg lain yang bisa dirasakan secara fisik
- Kalau kita akan mengidentifikasi ciri dari o cukup saja ;
- Vokal ada di depan(di bibir : a, i, u), di tengah(e), belakang(o)
- die Merkmale >offen< und >stimmhaft<, sind redundant
- Redundant : terlalu banyak informasi tetapi sebenernya tidak diperlukan 

- Morfosintaks: peristiwa morfologi terkait dengan kata tetapi harus diliat dari tatanan yg lebih besar yaitu sintaks(konjugasi) 
- Contohnya dalam bahasa jerman konjugasi itu redundant karena sudah ada subjek tetap harus ada konjugasi seharusnya hanya konjugasi saja tidak perlu subjek(gibst, gibt)
=> Du gibst, Er gibt 
- Bahasa Indonesia relevan karena kata kerja nya sama semua sehingga harus pakai subjek
Aku memberi, Kamu memberi, Dia memberi
- Sintaks : kombinasi kata 

5. Syntagmatisch/paradigmatisch
- Ciri dari bahasa adalah linier(ada urutannya apa yang muncul pertama, kemudian, kemudian/ada yang muncul duluan terus kemudian contohnya : saya, menulis, surat) 
-> Saya juga ada urutannya s, a, y, a
- Bunyi juga urutan/linier 
- Kalimat juga linier terdiri dari kata-kata
=> Berdasarkan itu dikatakan bahwa setiap unsur-unsur dalam tuturan memiliki hubungan. Setiap unsur memiliki hubungan dengan elemen/unsur yang mendahului dan elemen/unsur yang mengikuti(tidak hanya terjadi pada tatanan fonologi, tetapi terjadi juga pada satuan yang lebih besar yaitu morfologi dan sintaksis) 
- syntagmatische Beziehungen -> die Beziehung der Elemente innerhalb der Abfolge einer Äußerung

- Tatanannya tidak sembarangan contohnya : Saya menulis surat -> antara menulis dengan saya, menulis dengan surat, tidak bisa surat menulis saya
- Distribusi itu melihat seluruh kemungkinan yang bisa diduduki oleh suatu unsur 
- Tiap bahasa memiliki pola atau sistem distribusi daripada unsur-unsur itu 

- Jadi disamping hubungan secara linier(syntagmatische Beziehungen) juga bahasa memiliki hubungan paradigma 
- Paradigma memiliki hubungan sintakmatik yang ada di dalam tuturan, setiap unsur itu memiliki hubungan paradigmatik(hubungan yang berada di luar) 
- Eine paradigmatische Klasse von Sprachelementen ist die Menge der Elemente, die in einem gegebenen Kontext gegeneinander austauschbar sind.
=> Jumlah unsur-unsur pada suatu konteks tertentu jadi bisa dipertukarkan satu sama lain. 
Contohnya : my father is reading a book -> my father is reading a letter(book dan letter berada dalam satu paradigma) 
My father is reading a letter -> my mother is reading a letter(father dan mother berada dalam satu paradigma) 
My mother is writing a letter -> my mother is sending a letter(writing dan sending berada dalam satu paradigma) 
- Paradigma : hubungan vertikal
- Sintaksis : hubungan horizontal 

- Di dalam bahasa jerman S bisa jadi Z
-> S yang diawal baik awal kata atau awal suku kata akan direalisasikan menjadi Z, tetapi jika ditengah atau tidak diawal kata atau suku kata maka S bunyinya tetap S
- Tidak semua bunyi dapat berbunyi secara paradigmatik
->Jadi kalau vokal tidak bisa kalau konsonan bisa

# Sintakmatik(hubungan yang ada di dalam) 
r o t
t o r
o r t
*o t r
*r t o
*t r o
# Paradigmatik(hubungan yang ada di luar) 
t o t 
t u t
t u n
- Fonotatik : aturan atau bagaimana menjejerkan bunyi-bunyi itu
der, ein, mein, dieser, mancher -> satu paradigma yaitu paradigma artikel


Phonologie, Phonem, Variante (== Allophon)

 Phonologie, Phonem, Variante (== Allophon)


Die Phonologie beantwortet die Frage nach der Funktion der Sprachlaute, deren rein physiologisch-naturwissenschaftliche Beschreibung ihr von der Phonetik zur Verfügung gestellt wird. Funktion eines Lautes kann nur verdeutlicht werden als relationaler Begriff: Ein Laut für sich genommen, z. B. der Vokal o, kann keine Funktion haben, sondern nur innerhalb des Systems einer historischen Sprache, z. B. im System des heutigen Neuhochdeutschen, und nur im Vergleich mit anderen Lauten dieses Systems: Ich frage dann, ob er zu diesen anderen Lauten in Opposition steht oder nicht. Nach einer der Charakterisierungen, die de Saussure vom Sprachsystem gibt, ist das einzelne Systemelement, also z. B. ein Laut, nur negativ zu definieren als das, was alle anderen Elemente dieser Klasse (also alle anderen Laute dieser Sprache) nicht sind. Nehmen wir als Beispiel das deutsche Wort komm!. Wir wollen feststellen, ob im Deutschen die Vokale [o] und [o] zwei verschiedene Elemente des Systems sind, ob sie in Opposition zueinander stehen: Dann wären sie zwei verschiedene Phoneme des Neuhoch deutschen. Diese Opposition zwischen zwei Lauten des Systems daß der eine das ist, was der andere nicht ist - äst sich dadurch feststellen, daiš ich in einem Wort den einen gegen den anderen austausche: Wird die Bedeutung des Wortes durch dieses Austauschen verändert, oder wird das Wort dadurch unverständlich, so handelt es sich um zwei verschiedene Phoneme. Ein Phonem ist eine Lauteinheit, die bedeutungsunterscheidende Funktion hat. Eine der zahlreichen Definitionen (die hier nicht alle angesprochen werden können): Ein Phonem ist die kleinste bedeutungsunterscheidende Einheit innerhalb eines Sprachsystems.

=> Fonologi menjawab pertanyaan tentang fungsi bunyi ujaran, deskripsi fisiologis dan ilmiah murni yang disediakan untuknya oleh fonetik. Fungsi suara hanya dapat dijelaskan sebagai konsep relasional: Suara yang diambil dengan sendirinya, misal vokal o, tidak dapat berfungsi, tetapi hanya dalam sistem bahasa historis, misal dalam sistem New High German saat ini, dan hanya dibandingkan dengan suara lain dari sistem ini: Saya kemudian bertanya apakah itu bertentangan dengan suara lain ini atau tidak. Menurut salah satu penokohan yang diberikan de Saussure tentang sistem bahasa, elemen sistem individual, mis. Misalnya suara hanya dapat didefinisikan secara negatif sebagai elemen lain dari kelas ini (yaitu semua suara lain dari bahasa ini) tidak. Mari kita ambil kata Jerman komm! sebagai contoh. Kami ingin menentukan apakah dalam bahasa Jerman vokal [o] dan [o] adalah dua elemen yang berbeda dari sistem, apakah mereka berlawanan satu sama lain: Kemudian mereka akan menjadi dua fonem yang berbeda dari Bahasa Jerman Tinggi Baru. Oposisi antara dua suara dari sistem yang satu adalah apa yang lain tidak - dapat ditentukan oleh fakta bahwa saya menukar satu dengan yang lain dalam sebuah kata: Apakah arti kata diubah oleh pertukaran ini, atau kata menjadi karena itu dimengerti, ada dua fonem yang berbeda. Fonem adalah satuan bunyi yang memiliki fungsi pembeda makna. Salah satu dari banyak definisi (tidak semuanya dapat dibahas di sini): Fonem adalah unit terkecil dalam sistem linguistik yang membedakan makna.


# Zwei Typen von Phonemvarianten (= Allophonen) sind zu unterscheiden: kombinatorische Varianten (= stellungsbedingte Varianten) und fakultative Varianten. Kombinatorische Varianten (= stellungsbedingte Varianten) :

=> Ada dua jenis varian fonem (= alofon): varian kombinatorial (= varian posisi) dan varian fakultatif. Varian kombinatorial (= varian terkait posisi):

- Es gibt Phoneme, bei deren Realisierung nicht beliebig irgendeine ihrer Varianten vorkommen kann, sondern wo der lautliche Kontéxt bestimmt, welche Variante gewählt wird.

=> Ada fonem yang implementasinya tidak dapat memiliki variannya, tetapi di mana konteks fonetik menentukan varian mana yang dipilih.

Ein Beispiel: das Phonem/x/ im Deutschen (x = phonologische Umschrift für ch) begegnet in zwei kombinatorischen Varianten: dem sog. ich-Laut (palatal, phonetische Umschrift [c]) und dem sog. ach-Laut (velar, phonetische Umschrift [x]). Die Variante [¢] stellt sich automatisch ein nach Vokalen mit dem Merkmal »vorne« (i, e, ö, ü) und nach Konsonanten; die Variante [x] nach allen anderen Vokalen. Dies zeigt folgende Distributionsanalyse:

=> Contoh: fonem / x / dalam bahasa Jerman (x = transkripsi fonologis untuk ch) muncul dalam dua varian kombinatorial: yang disebut bunyi-I (palatal, transkripsi fonetik [c]) dan yang disebut bunyi-ach (velar , Transkripsi fonetik [x]). Varian [¢] secara otomatis disetel setelah vokal dengan atribut »di depan« (i, e, ö, ü) dan setelah konsonan; varian [x] setelah semua vokal lainnya. Ini menunjukkan analisis distribusi berikut:


# Kombinatorische Varianten befinden sich, wie die Distributionsanalyse zeigt, in komplementärer Distribution: In den lautlichen Umgebungen, wo die eine Variante des betreffenden Phonems vorkommt, kommt die andere nie vor und umgekehrt. Wie gehe ich nun praktisch vor, um in einem Fall wie dt. [¢] und [x] festzustellen, ob es sich um zwei verschiedene Phoneme oder umn zwei Varianten eines Phonems handelt? Erstens besteht die Möglichkeit kombinatorischer Varianten nur dann, wenn die beiden zur Entscheidung stehenden Laute akustische bzw. artikulatorische Ahnlichkeit miteinander haben. Trifft diese zu, so ist zweitens eine Distributionsanalyse der beiden Laute durchzuführen (s. o.). Er bringt sie das Ergebnis, daß sich die beiden Laute in komplementärer Distribution' befinden, so ist auch das zweite Kriterium für kombinatorische Varianten erfüllt. Nun mui' nur noch drittens untersucht werden, ob es in der betreffenden Sprache Minimalpaare (d. h. mindestens eines) gibt, die nur durch den Unterschied der beiden Laute differenziert sind. Lälst sich kein solches Minimalpaar finden, so sind alle drei Kriterien erfüllt, die erlauben, die beiden Laute als kombinatorische Varianten ein und desselben Phonems zu verbuchen.

=> Seperti yang ditunjukkan oleh analisis distribusi, varian-varian kombinatorial berada dalam distribusi komplementer: dalam lingkungan fonetik di mana satu varian fonem yang bersangkutan muncul, varian lainnya tidak pernah terjadi dan sebaliknya. Bagaimana saya secara praktis melanjutkan untuk menentukan dalam kasus seperti [¢] dan [x] Jerman apakah ada dua fonem yang berbeda atau dua varian fonem? Pertama, ada kemungkinan varian kombinatorial hanya jika dua suara yang akan diputuskan memiliki kesamaan akustik atau artikulatoris satu sama lain. Jika ini masalahnya, kedua, analisis distribusi dari dua suara harus dilakukan (lihat di atas). Jika memberikan hasil bahwa kedua suara berada dalam distribusi komplementer, kriteria kedua untuk varian kombinatorial juga terpenuhi. Ketiga, hanya perlu diperiksa apakah ada pasangan minimal (yaitu setidaknya satu) dalam bahasa yang bersangkutan, yang hanya dibedakan oleh perbedaan antara dua suara. Jika tidak ada pasangan minimum seperti itu yang dapat ditemukan, maka ketiga kriteria terpenuhi yang memungkinkan kedua bunyi tersebut diurutkan sebagai varian kombinatorial dari satu fonem yang sama.

# Fakultative Varianten (= freie Varianten): Varian opsional atau varian bebas

Wo nicht aus der phonologischen Umgebung vorhersagbar ist, was für eine Variante eintreten wird, sondern die Wahl der Variante von Sprecher zu Sprecher, ja von einem einzelnen Sprechakt zu einem anderen (desselben Sprechers) willkürlich ist, spricht man von fakultativen oder freien Varianten.

=> Dimana tidak dapat diprediksi dari lingkungan fonologis varian seperti apa yang akan terjadi, melainkan pilihan varians dari penutur ke penutur, bahkan dari tindak tutur yang satu ke tindak tutur yang lain (penutur yang sama), disebut varian opsional atau bebas.

Beispiel: dt. [r], [R], [s] = »Zungen-r<, Zäpfchen-r« und velares r: Ihre Distribution ist beliebig. Das gilt für Dt., Frz. und Engl. - wenn auch in jeder dieser drei Sprachen natürlich eine Standardrealisierung vorliegt, neben der die anderen fakultativen Varianten ungleich seltener zu hören sind. 

=> Contoh: Jerman [r], [R], [s] = »Lidah-r <, uvula-r« dan velares r: Distribusi merema sewenang-wenang. Ini berlaku untuk bahasa Jerman, Prancis. dan Inggris - meskipun tentu saja ada implementasi standar di masing-masing dari ketiga bahasa ini, di samping itu varian opsional lainnya jauh lebih jarang terdengar.


Tambahan :

- Fonetik : bagaimana bunyi-bunyi itu diproduksi

- Varian : Bunyi beda tetapi tidak mengakibatkan perubahan makna

- Fonologi melengkapi fonetik karena akan mendeskripsikan fungsinya 

- Jadi kalo o sendiri tidak ada fungsinya melainkan hanya jika berada pada sistem sebuah bahasa 

- Jika kita menganalisis fonik harus dalam bahasa yang sama karena sistemnya udah berbeda

- Opposition 

=> Ada kecurigaan bunyi yang mirip, apakah bunyi yang mirip itu adalah oposisi atau hanya sebuah varian 

- Jadi ö dan o mirip apakah itu bunyi yang berbeda atau hanya varian 

- Fungsi fonem(bunyi) itu adalah untuk membedakan makna

- Varian itu tidak mengubah arti, oposisi maknanya beda

- Kalau itu adalah oposisi berarti dua fonem yang berbeda

- Jika makna kata itu berubah atau dengan pengubahan atau penukaran bunyi yang kita curigai itu dilakukan maknanya tidak bermakna 


- Ein Phonem ist eine Lauteinheit, die bedeutungsunterscheidende Funktion hat.

=> Fonem adalah satu satuan bunyi yang mempunyai fungsi untuk membedakan makna

- Ein Phonem ist die kleinste bedeutungsunterscheidende Einheit innerhalb eines Sprachsystems.

=> Fonem adalah satuan makna terkecil dalam sistem bahasa.

An unserem Beispiel: Wenn ein Sprecher (etwa, weil er aus Süddeutschland stammt) [kom] spricht statt [koem], so bleibt das Wort trotzdem verstandlich.

=> Orang jerman selatan mengatakan kom berbeda tetapi masih bisa dipahami dan maknanya tidak berubah

- Allophone sama dengan varian

- Allophone : bunyinya beda tapi fungsinya sama

-> Cuma membedakan cara ngomongnya tetapi tidak membedakan fungsinya atau maknanya

- Dalam bahasa jerman o dengan ö hanya berbeda secara fonetis tetapi tidak berbeda secara fonemis 

- Dalam bahasa jawa o dengan ö berbeda secara fonemis(kalau berbeda secara fonemis sudah pasti berbeda secara fonetis) 

- Parole yang fonetik(kurung siku) 

- Langue yang fonemik(garis miring) 

- Orang mengatakan o berbeda 

- Kommutation/Kommutationsprobe : Cara menukar dua bunyi untuk memastikan apakah kedua bunyi varian dari suatu fonem atau dua fonem yang berbeda 

_ Kombinatorische Varianten(Stellungaberingte Varianten => varian yg bersyarat

Ada fonem-fonem yang didalam realisasinya tidak asal menghadirkan variannya, harus ada syaratnya. Konteks bunyinya yang menentukan varian mana yang akan dipakai 

- Komplementären Distribution : Distribusi yang berkomplementer, jika sudah muncul yang satu tidak akan muncul varian yang lain 

- Dalam bahasa jerman ada 3 R. Beispiel: [r], [R], [rr] = >Zungen-r<, >Zapfchen-r< uncl velares r: 

Phonetik/Phonologie

 Phonetik


Die Phonetik ist die Wissenschaft von der materiellen Seite der Sprachlaute, während sich die Phonologie mit der funktionellen Analyse der Sprachlaute befaßt. (In amerikanischer Terminologie ist phonology der Oberbegriff für Phonetik und Phonologie, phonetics= Phonetik, phonemics= Phonologie.)

=> Fonetik adalah ilmu tentang sisi material bunyi ujaran, sedangkan fonologi berkaitan dengan analisis fungsional bunyi ujaran. (Dalam terminologi Amerika, fonologi adalah istilah umum untuk fonetik dan fonologi, fonetik = fonetik, fonemik = fonologi.)

Gegenstand der Phonetik sind die Bildung, die Ubertragung und die Wahrnehmung der Sprachlaute; entsprechend unterscheidet man drei Zweige dieser Wissenschaft: die artikulatorische, die akustische und die auditive Phonetik.

=> Subjek fonetik adalah pembentukan, transmisi, dan persepsi bunyi ujaran; Dengan demikian, seseorang membedakan antara tiga cabang ilmu ini: artikulatoris, akustik, dan fonetik pendengaran.

- Die artikulatorische Phonetik beschreibt die Lautproduktion, und zwar Ort und Art der Lautbildung. Diese sind auch ohne spezielle Mefßinstrumente der Beobachtung zugänglich. Auf der Basis der artikulatorischen Phonetik entwickelte der klassische Strukturalismus seinen Begriffsapparat und das vor allem im amerikanischen Strukturalismus - seine praktischen Vorgehensweisen.

=> Fonetik artikulatoris menggambarkan produksi bunyi, yaitu tempat dan jenis pembentukan bunyi. Ini dapat diakses untuk observasi bahkan tanpa alat ukur khusus. 

- die akustische Phonetik dagegen braucht spezielle Meßgeräte, um ihre Fragen nach der Dauer, der Frequenz und der Intensität der Sprachlaute beantworten zu können.  

=> Fonetik akustik, di sisi lain, membutuhkan alat pengukur khusus untuk dapat menjawab pertanyaan Anda tentang durasi, frekuensi, dan intensitas bunyi ujaran. 

- Die auditive Phonetik geht den Vorgängen bei der Analyse von Sprachlauten durch Ohr, Gehörnerven und zugehöriges Gehirnzentrum nach und untersucht deren Möglichkeiten zur Aufnahme, Differenzierung und Identifizierung der Laute. Wissenschaftsgeschichtlich war vor allem die artikulatorische Phonetik von Bedeutung, in geringerem Umfang auch die akustische, deshalb soll hier nur auf diese beiden Zweige eingegangen werden.

=> Fonetik auditori menyelidiki proses yang terlibat dalam analisis bunyi ujaran oleh telinga, saraf pendengaran, dan pusat otak yang terkait dan memeriksa kemungkinannya untuk merekam, membedakan, dan mengidentifikasi bunyi. 

- Auf der Basis der artikulatorischen Phonetik entwickelte der klassische Strukturalismus seinen Begriffsapparat und das vor allem im amerikanischen Strukturalismus - seine praktischen Vorgehensweisen.

=> Dalam hal sejarah sains, fonetik artikulatoris sangat penting, dan pada tingkat yang lebih rendah akustik, jadi hanya dua cabang ini yang akan dibahas di sini. Atas dasar fonetik artikulatoris, strukturalisme klasik mengembangkan aparatus konseptualnya dan, di atas segalanya, dalam strukturalisme Amerika - pendekatan praktisnya.

a. Artikulatorische Phonetik

Der Luftstrom, der beim sprachlichen Kommunikationsvorgang den Kanal darstellt, kommt aus der Lunge und wird durch Mund und/oder Nase herausgedrickt. Dabei erfährt er charakteristische Ausprägungen durch die verschiedenen Engen, die er passieren muß. Besonders wichtıg ist der Kehlkopf, dessen Stimmlippen entweder beim Durchgang der Luft schwingen, was zu stimmhaften Lauten führt, oder die Luft ohne zu schwingen durchlassen stimmlose Laute.

=> Aliran udara yang merupakan saluran selama komunikasi verbal berasal dari paru-paru dan didorong keluar melalui mulut dan/atau hidung. Dengan melakukan itu, ia mengalami manifestasi karakteristik melalui berbagai penyempitan yang harus ia lewati. Yang paling penting adalah laring, pita suara yang bergetar saat udara lewat, yang mengarah ke suara bersuara, atau udara membiarkan suara tak bersuara tanpa bergetar.


Passiert der stimmhafte Luftstrom ohne Hindernis, so entstehen Vokale, wird er durch Verengung oder Verschluß beeinflufst, so entstehen Konsonanten. Von Ort und Art dieser Hindernisse ist die endgültige Ausprägung des Konsonanten abhängig. Uber nasalen oder nicht nasalen (=oralen) Charakter eines Lautes entscheidet das Gaumensegel: Hängt es schlaff herab, so kann ein Teil der Luft durch die Nase entweichen Nasale; sorgt es für Verschluß des Nasenraumes, so entweicht der gesamte Luftstrom durch den Mund Orale. Es folgt exemplarisch die artikulatorische Beschreibung der Konsonanten des Deutschen und des Französischen und der Vokale des Deutschen. Durch Orientierung an der Längsschnittdarstellung der Artikulationsorgane werden sich die Beschreibungstermini ohne nähere Erläuterungen verstehen lassen. Zur Notierung der einzelnen Laute gibt es verschiedene Transkriptionssysteme, von denen das der API (= Association phonétique internationale), das wir hier verwenden werden, das verbreitetste ist.
=> Jika aliran udara bersuara lewat tanpa hambatan, vokal dibuat; jika dipengaruhi oleh penyempitan atau penutupan, konsonan dibuat. Ekspresi akhir konsonan tergantung pada lokasi dan jenis hambatan ini. Langit-langit lunak menentukan karakter suara hidung atau non-nasal (= oral): Jika menggantung lemas, sebagian udara dapat keluar melalui hidung. jika menutup rongga hidung, seluruh aliran udara keluar melalui mulut secara oral. Berikut ini adalah contoh deskripsi artikulatoris konsonan Jerman dan Prancis dan vokal Jerman. Dengan berorientasi pada bagian memanjang dari organ artikulasi, istilah deskripsi dapat dipahami tanpa penjelasan lebih lanjut. Ada berbagai sistem transkripsi untuk mencatat suara individu, di mana API (= Association phonétique internationale), yang akan kita gunakan di sini, adalah yang paling umum.

- Es ist zu unterscheiden zwischen phonetischer Transkription (zwischen eckigen Klammern) und phonologischer (oder phonematischer) Transkription (zwischen Schrägstrichen). Die phonetische Transkription notiert, wie in einem einzelnen konkreten Fall gesprochen wurde, die phonologische notiert ein Zeichen so, wie es im Code, in der langue, fixiert ist, d. h., sie notiert nur Phoneme, keine Varianten
=> Perbedaan harus dibuat antara transkripsi fonetik (antara tanda kurung siku) dan transkripsi fonologis (atau fonetik) (antara garis miring). Transkripsi fonetik mencatat seperti yang diucapkan dalam satu kasus konkret, fonologis mencatat karakter seperti yang ditetapkan dalam kode, dalam langue, yaitu. yaitu, hanya memperhatikan fonem, tidak ada varian.

b. Akustische Phonetik

Die oben praktizierte Beschreibung der Laute hinsichtlich ihrer Artikulation (die artikulatorische Phonetik) ist die Grundlage der klassischen strukturalistischen Phonologie, wie sie vor allem von Trubetzkoy ausgearbeitet wurde. Daneben gibt es die akustische Phonetik, die die Laute in den Merkmalen beschreibt, die sie während des Ubertragungsvorgangs aufweisen. Eine Phonologie auf akustischer Grundlage wurde vor allem von Jakobson und Halle entworfen. Sie stellten insgesamt zwölf Merkmalpaare, mit denen sich sämtliche Phoneme aller bekannten Sprachen beschreiben lassen würden, zusammen, und zwar: vokalisch nicht-vokalisch; konsonantisch / nicht-konsonantisch; kompakt /diffus; gespannt, ungespannt; stimmhaft/ stimmlos; nasal/ oral; abrupt/ kontinuierlich; scharfklingend / sanftklingend; gehemmt/ ungehemmt; dunkel/ hell; erniedrigt / nichterniedrigt; erhöht nichterhöht.
=> Deskripsi bunyi-bunyi yang dipraktikkan di atas dalam artikulasinya (fonetik artikulatoris) adalah dasar dari fonologi strukturalis klasik, seperti yang dikerjakan terutama oleh Trubetzkoy. Ada juga fonetik akustik, yang menggambarkan suara dalam hal karakteristik yang mereka miliki selama proses transmisi. Sebuah fonologi berdasarkan akustik terutama dirancang oleh Jakobson dan Halle. Mereka mengumpulkan total dua belas pasang karakteristik yang dengannya semua fonem dari semua bahasa yang dikenal dapat dijelaskan, yaitu: vokal non-vokal; konsonan / non-konsonan; kompak / menyebar; tegang, kendur; bersuara / tidak bersuara; hidung / mulut; tiba-tiba / terus menerus; terdengar tajam / terdengar lembut; terhambat / tanpa hambatan; gelap terang; terdegradasi/tidak terdegradasi; meningkat tidak meningkat.

Tambahan :
- Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang memiliki fungsi pembeda makna. 
-> Fungsi pembeda makna maksudnya karna ada bunyi yang berbeda tetapi tidak berfungsi membedakan makna. 
- Distribusi dalam linguistik adalah keseluruhan kemungkinan tempat yang bisa diduduki oleh unsur. 
- Fonetik bedanya dengan fonologi 
=> Fonetik adalah ilmu tentang bunyi bahasa dari sisi material atau dari ucapan. Obyek fonetik bagaimana ucapannya bagaimana artikulasinya
=> Fonologi berkaitan dengan analisis fungsi bunyi bahasa
- Die artikulatorische Phonetik paling penting dalam belajar bahasa untuk artikulasi
- Bunyi ada dua ada vokal dan konsonan
=> Vokal adalah suara yang dihasilkan tanpa hambatan -> Vokal tanpa ambatan(Hindernis) 
- Konsonan ada hambatan
- Nasal : hidung(bukan lewat mulut tapi lewat hidung) 
- Oral : bukan hidung, tapi mulut
- Untuk menotifikasi bunyi digunakan API (= Association phonetique internationale)
- Zur Notierung der einzelnen Laute gibt es verschiedene Transkriptionssysteme, von denen das der API (= Association phonetique internationale) => Ada berbagai sistem transkripsi untuk mencatat masing-masing bunyi, salah satunya adalah API (= Association phonetique internationale)
- Dibedakan transkripsi fonetik dengan transkripsi fonologis
- Es ist zu unterscheiden zwischen phonetischer Transkription (zwischen eckigen Klammern) und phonologischer (oder phonematischer) Transkription (zwischen Schrägstrichen).
=> Fonetis ditandai dengan eckigen klammern(kurung sudut/siku [x] ) sedangkan fonologis/fonemis ditandai dengan Schrägstrichen(garis miring /x/ )


4 Grundbegriffe des de Saussureschen Strukturalismus

 4 Grundbegriffe des de Saussureschen Strukturalismus (Strukturalisme oleh Ferdinand de Saussure) 


Mit dem Strukturalismus Ferdinand de Saussures beginnt die moderne Sprachwissenschaft als Abkehr von der im 19. Jh. herrschenden historischen Sprachwissenschaft. Ihre Grundlage ist de Saussures Cours de linguistigue générale, posthum erschienen 1916 nach Nachschriften von Vorlesungen, die der Genfer Sprachwissenschaftler 1907 bis 1911 gehalten hatte. 

=> Dengan strukturalisme Ferdinand de Saussure, linguistik modern dimulai sebagai keberangkatan dari linguistik historis yang berlaku pada abad ke-19. Ini didasarkan pada de Saussure's Cours de linguistigue générale, diterbitkan secara anumerta pada tahun 1916 berdasarkan transkrip kuliah yang ditulis oleh ahli bahasa Jenewa dari tahun 1907 hingga 1911.

=> Memasuki abad ke 20 kemudian ada paradigma baru yaitu strukturalisme. Dari catatan-catatan kuliah Ferdinand de Saussure dari 1907-1911.


1. Die Dichotomie >Iangue/parole<

=> Dikotomi (ada dua dan saling bertentangan) 

Dichotomie = Paar von einander inhaltlich entgegengesetzten Begriffen (Sepasang istilah dengan makna yang berlawanan) 

Wie wir in der verschiedenen Kommunikationsmodelle gesehen haben, ist eine der unabdingbaren Voraussetzungen sprachlicher Kommunikation, daß Sprecher und Hörer über einen (zumindest teil-)gleichen Code verfügen. Auf das Wesen dieses Codes und auf seine Beziehungen zu dem, was wir als Aufßerungen wahrnehmen können, zielen die Untersuchungen des sprachwissenschaftlichen Strukturalismus ab. Die Tatsache, daß das menschliche Sprechen einerseits individuell, andererseits sozial bedingt ist, faßt de Saussure in das Begriffspaar langue/parole, das den Angelpunkt der gesamten strukturalistischen und nachstrukturalistischen Sprachwissenschaft darstellt. Langue ist nach de Saussure ein »soziales Faktum« (fait social), die Sprache im Sinne von Nationalsprache, historischer Einzelsprache; langue ist der gemeinsame Code, den alle Angehörigen einer solchen Sprachgemeinschaft kennen, gleichsam als sei er durch gemeinsame Absprache (contrat) vereinbart worden; es ist der gruppeneigene Zeichenvorrat. De Saussure vergleicht die langue mit einem Wörterbuch, von dem jeder Sprachteilhaber ein Exemplar zugeteilt bekommen hat. Wenn er als Sprecher in Kommunikation mit einem Hörer tritt, schlägt er wenn wir das de Saussuresche Bild weiterführen wollen - in diesem Wörterbuch nach und entnimmt ihm

=> Seperti yang telah kita lihat dalam berbagai model komunikasi, salah satu prasyarat penting untuk komunikasi linguistik adalah pembicara dan pendengar memiliki (setidaknya sebagian) kode yang sama. Penyelidikan strukturalisme linguistik bertujuan pada esensi kode ini dan hubungannya dengan apa yang dapat kita lihat sebagai peningkatan. De Saussure merangkum fakta bahwa ucapan manusia di satu sisi dikondisikan secara individual dan di sisi lain secara sosial dalam pasangan istilah langue/parole, yang merupakan poros dari seluruh linguistik strukturalis dan poststrukturalis. Menurut de Saussure, langue adalah "fakta sosial" (fait social), bahasa dalam arti bahasa nasional, bahasa sejarah individu; langue adalah kode umum yang diketahui oleh semua anggota komunitas bahasa tersebut, seolah-olah telah disepakati bersama (contrat); itu adalah kumpulan karakter kelompok itu sendiri. De Saussure membandingkan langue dengan kamus, di mana setiap peserta bahasa telah diberikan salinannya. Ketika dia masuk ke dalam komunikasi dengan pendengar sebagai pembicara, dia melihat ke atas dan mengambil dari kamus ini jika kita ingin melanjutkan gambaran de Saussure


- Sprecher dan Hörer memiliki code yang sama.

- Apa yang menjadi Fokus kajian struktralisme yaitu Code dalam seine Beziehungen. 

- Bahasa milik individu tetapi juga milik masyarakat 

- Langue : sosial(abstrakt), essential (pokok) 

- Parole : individual(konkret), accessoire (aksesoris) 

- Langue merupakan fakta sosial(bahasa ada di dalam masyarakat) 

- Sprachgemeinschaft : masyarakat tutur 

- Alle Angehörigen kennen den gemeinsame Code. (Pembicara dan pendebgar tahu kode yang sama) 

- Langue seperti kamus

- Setiap anggota masyarakat tutur diberi masing-masing satu eksemplar kampus. 

- Worterbuch/Kamus/ensiklopedi = nachschlagen = buku yang disusun secara alphabetisch 

- Seperti kita mencari-cari kata di Wörterbuch. 

- Kita mengambil image acoustic yang akan kita katakan. 

- Ketika saya berbicara dengan orang lain maka kami mempunyai kamus yang sama. 

- Langue : bahasa yang kita kenal bersama yang kalo kita bicarakan kita gunakan sebagai sumbernya atau pedomannya apa-apa yang menuntun kita untuk berbahasa.

- Langue : sudah ada tersedia dalam masyarakat seperti kamus, kita tinggal mengambil di dalam kamus kemudian mengatakannya 

- Parole : tindakan berbahasa yang individual, penggunaan bahasa secara individual

- parole ist: 

1. der Akt der Sprachverwendung, des >.Äußerns<,

2. das Produkt dieses Aktes, die Äußerung.

1. Tindak penggunakan bahasa atau tindak kegiatan bertutur

2. Produk dari kegiatan itu 


- Langue : Sprache 

- Parole : Rede

- Langue : bahasa yang bersifat sosial karena terikat dan dimiliki bersama. 

- Parole : dimiliki masing-masing individu


2. >Langue< als System

=> Langue merupakan dasar dimana tuturan parole merujuk kesana. 

Langue als der Zeichenvorrat, der allen parole-Außerungen zugrunde liegt, ist nicht eine »zufällige Ansammlung einzelner Aufßerungen, sondern sie besteht aus dem System von Elementen und Beziehungen, das diesen zugrunde liegt«. System wird definiert als in sich geschlossenes, geordnetes Ganzes, in dem alle Teile eine Relation zueinander und zum Ganzen haben, zu einer Struktur (des Systems) verknüpft sind und dabei bestimmte Funktionen innehaben«. Struktur ist die »Art und Weise der Verknüpfung von Elementen einer Menge; Gefüge der Teile in einem System«°. Eine Kursbuchkarte mit dem Netz der Eisenbahnstrecken eines Bezirks enthält z.b. keine Angaben über Gröfße, Architektur und Anlage der Bahnhöfe, über genaue Entfernungen zwischen ihnen, über die sie umgebende Landschaft und andere Einzelheiten ihrer tatsächlichen Umgebung, auf die sich die Kartendarstellung bezieht. Um so deutlicher aber informiert eine solche abstrahierende Darstellung über das für den Leser eigentlich Relevante: die Struktur des Strekkennetzes: die Relationen(=Beziehungen) der einzelnen Bahnhöfe zueinander, über ihren jeweiligen Stellenwert im Zusamnmenhang des Gesamtsystems. 

=> Langue, sebagai kumpulan simbol yang menjadi dasar semua ucapan pembebasan bersyarat, bukanlah "kumpulan acak ekspresi individu, melainkan terdiri dari sistem elemen dan hubungan yang menjadi dasarnya". Sistem didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang utuh, teratur, di mana semua bagian memiliki hubungan satu sama lain dan dengan keseluruhan, dihubungkan untuk membentuk suatu struktur (dari sistem) dan dengan demikian memiliki fungsi-fungsi tertentu”. Struktur adalah 'cara di mana elemen-elemen dari suatu himpunan dihubungkan; Struktur bagian-bagian dalam suatu sistem «°. Peta buku kursus dengan jaringan jalur kereta api suatu kabupaten berisi mis. tidak ada informasi tentang ukuran, arsitektur dan tata letak stasiun, tentang jarak yang tepat di antara mereka, tentang lanskap sekitarnya dan detail lain dari lingkungan sebenarnya yang terkait dengan tampilan peta. Namun, representasi abstrak semacam itu memberikan informasi lebih jelas tentang apa yang sebenarnya relevan bagi pembaca: struktur jaringan rute: hubungan masing-masing stasiun satu sama lain, tentang signifikansinya masing-masing dalam konteks sistem secara keseluruhan.

Die Struktur eines Sprachsystems ist zwan nur über die Analyse von parole-Äußerungen rekonstruierbar, aber sie ist nicht etwa nur die Summe sämtlicher bisher hervorgebrachter parole-Aulßerungen, sondern - das ist wichtig - sie umfalßt auch bisher noch nicht realisierte Möglichkeiten. Jeder neue parole-Akt kann neue Verknüpfungsmöglichkeiten, die bis dahin virtuell (als Möglichkeiten des Systems) gespeichert warteten, aktualisieren. De Saussure veranschaulicht den Begriff des Systems durch seinen bekannten Vergleich mit dem Schachspiel: Was beim Schachspiel ausschlaggebend ist, sind die Regeln, d.h. die Beziehungen zwischen den einzelnen Elementen, und die Funktion jedes einzelnen Elements (König, Dame, Läufer usw.). Das Schachspiel entspricht der langues: Es stellt dem Spieler einen Satz von Elementen und Regeln für deren Beziehungen untereinander zur Verfügung; an sie ist er gebunden. Doch welche davon er wann und wie aktualisiert, ist sein eigener Willensakt« (»acte de volonté«) - wie die parole als individuelle Verwendung der langue. Irrelevant sind sämtliche materiellen Daten der Schachfiguren wie Material, Größe, Konturen usw. Auch ein Holzklötzchen (oder eine Pappmarke) kann, nach entsprechender gemeinsamer Absprache zwischen den Spielern, beispielsweise als Läufer dienen, wenn es die Funktion des Läufers erfüllt, nämlich, ein bestimmtes Muster von Schachzügen ausführen zu können, durch das es sich von sämtlichen anderen Schachfiguren unterscheidet. Kraft ihrer Funktion steht jede Figur eines Schachspiels in Opposition zu sämtlichen anderen seiner Figuren. Sie läßt sich, wenn man von ihren materiellen Aspekten absieht, formalisiert beschreiben als das, was sämtliche anderen Figuren nicht sind. So ist auch jedes einzelne Element eines Sprachsystems (= einer einzelnen Nationalsprache) negativ zu beschreiben als das, was sämtliche anderen nicht sind. Eine Bedeutung hat es für sich allein genommen nicht, erst wenn ich seinen Stellenwert im System angebe, indem ich aufzeige, zu welchen anderen Elementen es in Opposition steht. Zum Beispiel kann ich im Französischen die Bedeutung der Form il se tut nicht identifizieren, wenn ich sie für sich betrachte, erst dann, wenn ich feststelle, daß sie in Opposition steht zu einer anderen Form il se taisait. Oder, mit zwei Beispielen von de Saussure: Man kann nicht sagen, das dt. Wort Gäste drücke den Plural aus; das geschieht vielmehr erst durch die Opposition Gast: Gäste (Doppelpunkt zu lesen als » steht in Opposition zu«); das gleiche gilt z.b. für engl. feet und seine Opposition zu foot.


=> Struktur suatu sistem bahasa hanya dapat direkonstruksi dengan menganalisis ujaran-ujaran pembebasan bersyarat, tetapi bukan hanya penjumlahan dari semua ucapan pembebasan bersyarat yang telah dihasilkan selama ini, tetapi - ini penting - ini juga mencakup kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya tidak terealisasi. Setiap tindakan pembebasan bersyarat baru dapat memperbarui opsi tautan baru yang sebelumnya disimpan secara virtual (sebagai opsi sistem). De Saussure menggambarkan konsep sistem melalui perbandingan akrabnya dengan permainan catur: Yang menentukan dalam permainan catur adalah aturan, yaitu hubungan antara elemen individu, dan fungsi masing-masing elemen individu (raja, ratu, uskup, dll). Permainan catur sesuai dengan langues: ini memberi pemain seperangkat elemen dan aturan untuk hubungan mereka satu sama lain; dia terikat pada mereka. Tetapi yang mana di antara mereka yang dia perbarui kapan dan bagaimana tindakan kehendaknya sendiri "(" acte de volonté ") - seperti pembebasan bersyarat sebagai penggunaan individu dari langue. Semua data bahan bidak catur seperti bahan, ukuran, kontur, dll tidak relevan. Bahkan balok kayu (atau tanda karton) dapat, jika para pemain telah menyetujuinya, berfungsi sebagai uskup, misalnya, jika memenuhi fungsi uskup, yaitu yang khusus Untuk dapat melakukan pola gerakan catur yang membedakannya dari semua bidak catur lainnya. Berdasarkan fungsinya, setiap bidak dalam permainan catur berlawanan dengan bidak lainnya di dalamnya. Jika seseorang mengabaikan aspek materialnya, itu dapat digambarkan dengan cara yang diformalkan sebagai apa yang tidak dimiliki oleh semua tokoh lainnya. Jadi setiap elemen tunggal dari sistem bahasa (= satu bahasa nasional) dapat digambarkan secara negatif sebagai apa yang tidak. Diambil sendiri, tidak ada artinya sampai saya menyatakan tempatnya dalam sistem dengan menunjukkan elemen-elemen lain yang berlawanan. Misalnya, dalam bahasa Prancis saya tidak dapat mengidentifikasi arti dari bentuk il se tut ketika saya melihatnya secara terpisah, hanya ketika saya melihat bahwa itu bertentangan dengan bentuk lain il se taisait. Atau, dengan dua contoh dari de Saussure: Seseorang tidak dapat mengatakan bahwa kata Gäste dalam bahasa Jerman mengungkapkan bentuk jamak; alih-alih, ini hanya terjadi melalui oposisi atau lawan Gäste: Gast (titik dua dibaca sebagai "berlawanan dengan"); hal yang sama berlaku misalnya untuk bahasa inggris feet dan oposisinya atau lawannya foot.


Tambahan : 

- Langue merupakan dasar dimana tuturan parole merujuk kesana. 

- Langue sebagai sumber dari seluruh tuturan-tuturan individual yang disebut parole. 

- Parole bersumber pada langue. Langue bukan merupakan kumpulan-kumpulan tuturan yang kebetulan tetapi merupakan sistem

- Sistem adalah suatu keseluruhan yang teratur dimana bagian-bagiannya(sub sistem) memiliki hubungan satu sama lain atau saling berhubungan. 

- Bahasa dalam arti langue merupakan sistem.

=> Membentuk suatu struktur dan di dalamnya masing-masing memiliki fungsi 

- Sprache merupakan kemampuan manusia secara umum. 

- Bahasa membuat manusua berbeda dari makhluk yang lain karena yang punya bahasa hanya manusia. 

- Langue : Bahasa manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain

- Langue : Bahasa yang ada di masyarakat, diatas individu(sosial), hal hal yang esensial(segala hal ada disana) 

- Parole : individual, ada accidentelle

- Langue dan Parole berbeda tapi saling mengisi atau melengkapi

- Spracherwerb : Pemerolehan bahasa

- Langue juga nanti tertanam diotak setelah kontak atau asupan asupan bahasa 


3. Synchronie/Diachronie

=> Sinkroni adalah yang ada pada kurun waktu tertentu dan tidak melibatkan aspek historis sedangkan diakronis melibatkan aspek historis

Wir haben de Saussures Schachbeispiel noch nicht zu Ende geführt. De Saussure verwendet es nämlich zur Veranschaulichung eines weiteren Grundprinzips des Strukturalismus: der Synchronie. Der jeweilige Spielstand beim Schachspiel läßt sich von einem Zuschauer, der nachträglich dazukommt, für diesen Augenblick genauso vollständig beschreiben wie von jemandem, der von Anfang an zugese hen hat. Es ist für die Beschreibung ohne jeden Belang zu wissen, durch welche Vorgeschichte der jetzige Zustand erreicht wurde.

=> Kami belum menyelesaikan contoh catur de Saussure. De Saussure menggunakannya untuk menggambarkan prinsip dasar strukturalisme lainnya: sinkroni. Skor saat ini dalam permainan catur dapat digambarkan secara lengkap untuk saat ini oleh seorang penonton yang datang kemudian seperti oleh seseorang yang telah menyaksikan dari awal. Untuk deskripsinya, tidak relevan untuk mengetahui prasejarah yang melaluinya keadaan saat ini dicapai. Orang yang tidak menonton dari awal hanya tau skronya tetapj tidak tau permainannya dari awal hingga menjadi seperti itu. 

> Ein Zug mit einer Schachfigur hat mit dem vorhergehenden Gleichgewicht und mit dem darauffolgenden Gleichgewicht überhaupt nichts zu tun. Die vorgenommene Veränderung gehört keinem der beiden Zustände an: die Zustände aber sind das einzig Wichtige. «

=> Sebuah gerakan dengan bidak catur sama sekali tidak ada hubungannya dengan keseimbangan sebelumnya dan dengan keseimbangan berikutnya. Perubahan yang dibuat bukan milik salah satu dari dua keadaan atau kondisi: keadaan atau kondisi bagaimanapun adalah satu-satunya hal yang penting. «

Dies ist eine von de Saussures deutlichen Absagen an die historische Sprachwissenschaft des 19. Jahrhunderts, die rein diachronisch sprachgeschichtlich) vorging.

Er stellt das Verhältnis von Synchronie und Diachronie dar in einem Achsenkreuz, das trotz des eindeutigen Primats der synchronischen Ausrichtung bei de Saussure die gegenseitige Bedingtheit von Synchronie und Diachronie zeigt: Sprache ist in jedem Augenblick »une institution actuelle et un produit du passéx (»eine gegenwärtige Institution und ein Produkt der Vergangenheit«).

=> Ini adalah salah satu penolakan jelas de Saussure terhadap linguistik historis abad ke-19, yang berlangsung murni diakronis dalam hal sejarah bahasa. Ini menggambarkan hubungan antara sinkronis dan diakroni dalam aksila yang, meskipun keutamaan sinkronisitas yang jelas dalam karya de Saussure, menunjukkan ketergantungan timbal balik sinkroni dan diakroni: bahasa adalah setiap saat »une institusi actuelle et un produit du passé (» institusi sekarang dan produk masa lalu «)


Das System einer Sprache ist zunächst nur beschreibbar zu einem bestimmten Zeitpunkt, sozusagen als statisches, unter Absehung von bereits durchlaufener und von potentiell noch zu durchlaufender Entwicklung. Zugleich ist es aber nur verstehbar als ein Gewordenes, als Produkt einer Entwicklung. Nur unter Berücksichtigung beider Achsen, der >simultanen« und der »sukzessiven<, vom sog. panchronischen Standpunkt aus, lassen sich sprachliche Erscheinungen tatsächlich erklären.
=> Sistem suatu bahasa pada mulanya hanya dapat digambarkan pada suatu titik waktu tertentu, sehingga dapat dikatakan sebagai suatu yang statis, dengan mengabaikan perkembangan yang telah dilakukan dan yang masih mungkin dikembangkan. Namun, pada saat yang sama, ia hanya dapat dipahami sebagai sesuatu yang telah menjadi, sebagai produk dari suatu perkembangan. Fenomena linguistik sebenarnya hanya dapat dijelaskan jika kedua sumbu, "simultanen (simultan)" dan "sukzessiven (berturut-turut)", dari apa yang disebut sudut pandang panchronic, diperhitungkan.

4. Primer der gesprochenen Sprache

Bahasa primer adalah bahasa lisan

Sprache (langue) als Gegenstand der Linguistik kann sowohl die gesprochene (code vocal oder code oral) wie die geschriebene (code écrit) meinen. Jedes der beiden Systeme ist zunächst unabhängig vom anderen zu untersuchen, wobei die Untersuchungen in vielen Punkten zu verschiedenen Ergebnissen führen.
=> Bahasa (langue) sebagai objek linguistik dapat berarti lisan (kode vokal atau kode lisan) maupun tulisan (kode écrit). Masing-masing dari dua sistem pertama-tama harus diperiksa secara independen dari yang lain, di mana penyelidikan mengarah pada hasil yang berbeda pada banyak poin.

Ein Beispiel: Eine Untersuchung des Lautbestands des Deutschen würde für die Wörter Biene, zieht, Fibel, ihn jeweils den gleichen i-Laut notieren, nämlich [i:] = langes i, während eine Untersuchung des geschriebenen Deutschen vier verschiedene i-Varianten notieren mülste. 

=> Contoh: Pemeriksaan bunyi fonetik Jerman akan mencatat bunyi-i yang sama untuk kata Biene, draws, Fibel, yaitu [i:] = i panjang, sedangkan pemeriksaan bahasa Jerman tertulis harus mencatat empat varian i yang berbeda .

Welches der beiden Systeme code orallcode écrit - ist der primäre Gegenstand der Linguistik? Für de Saussure ist die gesprochene Sprache als das primäre System (système primaire) Grundlage der.sprachlichen Strukturbeschreibung. Auf der Basis ihrer Beschreibung lassen sich dann auch die Ersatzsysteme (systèmes substitutifs) beschreiben. Diese sind: geschriebene Sprache als Sekundärsystem (système secondaire) und Morsealphabet und andere Codes, die auf der geschriebenen Sprache basieren, als Tertiärysteme (systèmes te tiaires).

=> Manakah dari dua kode sistem orallcode écrit - yang merupakan subjek utama linguistik? Bagi de Saussure, bahasa lisan sebagai sistem utama (system primaire) merupakan dasar dari deskripsi struktur linguistik. Sistem-sistem pengganti (system substitutifs) kemudian dapat juga dideskripsikan berdasarkan deskripsinya. Yaitu: bahasa tulis sebagai sistem sekunder (system secondaire) dan kode Morse serta kode-kode lain berdasarkan bahasa tulis sebagai sistem tersier (system te tiaires).

Argumente für und gegen den Primat der gesprochenen Sprache lassen sich anführen: Es spricht dafür 1., daß Sprechen beim Spracherwerb vor dem Schreiben gelernt wird ontogenetisch = in der Entwicklung des einzelnen, wie auch phylogenetisch= die Entwicklung der ganzen Spezies betreffend; 2., daß in der mündlichen Kommunikation dem Sprecher mehr und vielfältigere Ausdrucksmittel als in der schriftlichen, nämlich auch paralinguistische und extraverbale, zur Verfügung stehen; 3., daß bei mündlicher Kommunikation der Sprecher die Möglichkeit sofortiger Rückkoppelung hat; 4., daß sich die mündliche Kommunikation die Versprachlichung des Situationellen ersparen kann. Dagegen hat die geschriebene Sprache der gesprochenen voraus, daß sie, technisch gesehen, wesentlich leichter konservierbar und tradierbar ist, und das ist, historisch gesehen, Grundlage jeder Kultur. Aufßerdem ist die geschriebene Sprache in den Fallen leistungsfähiger als die gesprochene, wo es um die Disambiguierung (= Eindeutigmachung) von Formen und Aufßerungen geht, die homophon gleichklingend), aber nicht homograph (= gleich geschrieben) sind.

=> Argumen yang mendukung dan menentang keunggulan bahasa lisan dapat dikutip: 1. Ini berbicara tentang fakta bahwa berbicara dipelajari dalam pemerolehan bahasa sebelum menulis secara ontogenetik = dalam perkembangan individu, serta secara filogenetik = mengenai perkembangan seluruh spesies ; 2. bahwa dalam komunikasi lisan penutur memiliki sarana ekspresi yang lebih banyak dan lebih beragam daripada dalam komunikasi tertulis, yaitu juga paralinguistik dan ekstraverbal; 3. bahwa dalam komunikasi lisan pembicara memiliki kemungkinan umpan balik segera; 4. Bahwa komunikasi lisan dapat menyelamatkan dirinya dari verbalisasi situasi. Di sisi lain, bahasa tulis memiliki keunggulan dibandingkan bahasa lisan dalam hal, dari sudut pandang teknis, jauh lebih mudah untuk melestarikan dan meneruskan, dan dari sudut pandang sejarah, dasar dari setiap budaya. Selain itu, bahasa tulis lebih efisien daripada bahasa lisan dalam kasus di mana itu tentang disambiguasi (= klarifikasi) bentuk dan ekspresi yang terdengar secara homofonik sama), tetapi tidak homograf (= dieja identik).

Contohnya : 
Beispiele d.h. (Contoh di bahasa Jerman) : Wir wollen nicht die wahre Kunst, sondem die Ware Kunst; die.Lehre, die Leere; frz (di bahasa Prancis).: si, six, scie »Säge<; cent, sang, sans, (je) sens (und il sent); auteur, hauteur; maître, mettre, mètre; mai, mais, mes, mets Gericht (Essen), (je) mets (und il met); engl.: to meet, meat; to die, to dye tärbens; bole Loch, whole »ganz«.

Im Deutschen sind die Fälle von Homophonen, die in der Schreibung lediglich durch die Opposition Groß-/Kleinschreibung differenziert werden, zahireich.
=> Di Jerman ada banyak kasus homofon yang ejaannya hanya dibedakan oleh oposisi antara huruf besar dan kecil.
Contohnya :
Beispiel: (Das kleine Fritzchen schreibt): Liebe Tante, Mami sagt, es wiirde dich Ungeheuer freuen, wenn ich dir schreibe; sie kamen in das Gebiet, wo die Wilden Leoparden jagen /... die wilden Leoparden ...; selten wohl hat eine Akademie so viele Originale zu meistem gehabt /... zu Meistem gehabt; die alten Sagen/ die Alten sagen; mit den Arbeitenden teilen /mit den arbeitenden Teilen; sein Leben war nur Treue und selbstlose Pflichterfüllung /... nur treue und selbstlose Pflichterfüllung.

a. Weitere Grundbegriffe des Strukturalismus (Konsep dasar lebih lanjut dari Strukturalisme) 
Der de Saussuresche Strukturalismus ist, aufßer durch die Dichotomien langue/parole und synchronisch/diachronisch, zu kennzeichnen durch weitere Dichotomien, die hier aber erst im 5. Kapitel dargestellt werden sollen, weil sie dort durch Belegen mit Beispielen aus der Phonologie anschaulicher gemacht werden können. Diese Dichotomien sind: 1. deskriptiv/präskriptiv die strukturalistische Sprachwissenschaft versteht sich als deskriptiv, nicht präskriptiv; 2. relevant/redundant; 3. syntagmatisch/paradigmatisch jedes Element eines Sprachsystems steht zu anderen Elementen dieses Systems einerseits in einer paradigmatischen Beziehung, andererseits in syntagmatischen Beziehungen.
=> Strukturalisme De Saussure, selain dikotomi langue/parole dan sinkronis/diakronis, dapat dicirikan oleh dikotomi lebih lanjut, yang hanya akan disajikan di sini dalam Bab 5, karena di sini dapat diperjelas dengan memberikan contoh-contoh dari fonologi . Dikotomi-dikotomi tersebut adalah: 1. linguistik strukturalis deskriptif/preskriptif melihat dirinya sebagai deskriptif, bukan preskriptif; 2. relevan/berlebihan; 3. sintagmatik/paradigma setiap elemen sistem bahasa di satu sisi dalam hubungan paradigmatik dengan elemen lain dari sistem ini, di sisi lain dalam hubungan sintagmatik.

b. Kurzer Überblick über die Schulen des Strukturalismus (Tinjauan singkat tentang aliran strukturalisme) 
De Saussures Lehre wird in verschiedener Weise weitergeführt: direkt in der Prager und in der Kopenhagener Schule; die Amerikanische Schule stellt einen Neuansatz dar (wiewohl Bloomfield, ihr Begründer, de Saussures Werk kannte). Allen drei Schulen des Strukturalismus ist gemeinsam die Absage an die vorhergegangene Epoche der Sprachwissenschaft, die Junggrammatiker. Deren Beschäftigung mit Lautgesetzen, mit Einzelentwicklungen sprachlicher Laute und Formen, wird als atomistisch.abgelehnt, denn: Grundaxiom ist für alle drei Schulen die Systemhaftigkeit der Sprache, die die autonome Untersuchung einzelner Systemelenmente untersagt (autononm meint hier: ohne Berücksichtigung ihrer Relationen im System).
=> Pengajaran De Saussure berlanjut dengan berbagai cara: langsung di sekolah-sekolah Praha dan Kopenhagen; American School mewakili pendekatan baru (walaupun Bloomfield, pendirinya, mengetahui karya de Saussure). Ketiga aliran strukturalisme memiliki kesamaan penolakan terhadap zaman linguistik sebelumnya, para ahli tata bahasa muda. Kesibukan mereka dengan hukum bunyi, dengan perkembangan individual bunyi dan bentuk linguistik, ditolak sebagai atomistik, karena: Aksioma dasar untuk ketiga aliran tersebut adalah sifat sistemik bahasa, yang melarang penyelidikan otonom elemen sistem individual (arti otonom di sini: tanpa memperhitungkan hubungan mereka dalam sistem).

Die Prager Schule definiert in den 1929 von Trnka u. a. verfaíßten Thèses des Prager Zirkels die Sprache als »ein System von.Ausdrucksmitteln, die geeignet sind für (die Erreichung) ein(es) Ziel(es), Bei der Beschreibung des Systems ist demnach der.funktionale Gesichtspunkt wichtig, der dem Prager Strukturalismus die Bezeichnung Funktionalismus, funktionale Linguistik eingetragen hat. Fragte der Genfer Strukturalismus lediglich nach dem Funktionieren von Sprache - wie funktioniert das System? -, so fragt der Prager Funktionalismus? darüber hinaus nach den Funktionen von Sprache - wozu dient Sprache? Ein Sprachsystem kann nicht beschrieben werden ohne Beziehung auf die Funktionen von Sprache. So ist die Untersuchung dieser Funktionen eine der Leistungen des Prager Kreises. 

=> Sekolah Praha ditetapkan pada tahun 1929 oleh Trnka et al. Tesis Lingkaran Praha menyusun bahasa sebagai "sistem sarana ekspresi yang cocok untuk (pencapaian) tujuan (itu). Dalam menggambarkan sistem, oleh karena itu, sudut pandang fungsional penting, bahwa Strukturalisme Praha Sebutan fungsionalisme yang sudah masuk linguistik fungsional. Jika strukturalisme di Jenewa hanya bertanya tentang fungsi bahasa - bagaimana sistem bekerja? - itulah yang ditanyakan fungsionalisme Praha? selain fungsi bahasa - untuk apa bahasa? Sebuah sistem bahasa tidak dapat dijelaskan tanpa mengacu pada fungsi bahasa. Penyelidikan fungsi-fungsi ini adalah salah satu pencapaian Lingkaran Praha.